1. 2. Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/03/cara-membuat-efek-salju-daun-bintang.html#ixzz2QzLgXhdI Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook

Jumat, 11 April 2014

makalah kemandirian guru.. �🎆


Kemandirian guru

1.      Konsep kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan suatu keinginan atau kehendak tanpa meminta bantuan orang lain. Kemandirian merupakan salah satu sikap yang wajib dimiliki oleh seorang guru karena mendasari keberhasilan sebuah pendidikan. Bagaimana tidak, gurulah yang menjadi sentral pelaksana pendidikan. Sebagai pelaksana pendidikan guru mempunyai tugas yang sangat penting yaitu bertugas membimbing dan mengarahkan peserta didik agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kemampuan dalam mengelola diri sendiri ini ditandai dengan kemampuannya untuk tidak bergantung kepada dukungan emosional orang lain terutama orang tua, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan mampu menerima akibat dari keputusan secara mandiri dan mampu menerima akibat dari keputusan tersebut, serta memiliki seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta tentang penting dan tidak penting (Steinberg, 1993). Individu yang memiliki kemandirian akan dapat menentukan pilihannya sendiri tanpa dibingungkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar dirinya, dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Pengertian tentang kemandirian yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh dan pakar tersebut, dapat diambil intisarinya bahwa istilah kemandirian diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur dan menyeleksi tingkah laku, membimbing keputusan serta berani bertanggung jawab atas keputusannya itu.

Secara singkat dapat terlihat bahwa substansi kemandirian yaitu :[1]

a.       Kemampuan menseleksi, mengatur dan mengelola setiap tindakannya

b.      kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,

c.       Percaya pada diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dan

d.      Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

 

2.      Pribadi guru yang mandiri

Dasar utama guru mandiri adalah memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan yakin bahwa dirinya mempunyai potensi luar biasa dan tidak dimiliki oleh sembarangan orang. Jadi sebagai guru jangan sekali-kali minder atau merasa tidak mampu karena sesungguhnya perasaan-perasaan seperti itu hanya akan menjadi penghalang besar untuk menghantarkan anak didik menuju gerbang keberhasilan.

Selain memiliki rasa percaya diri, sosok guru mandiri harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap segala tugas yang diberikan. Menurut djamarah tugas utama seorang guru adalah menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Namun lebih luas lagi, tugas seorang guru tidak hanya terbatas mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan memotivasi, membimbing, menumbuhkembangkan nilai-nilai, melatih keterampilan-keterampilan, dan mengabdi pada masyarakat dan negara.

Guru mandiri juga harus memiliki inisiatif dan kreatifitas yang tinggi. Guru harus mampu mengeksplorasi semua potensi dan kemampuan dalam dirinya. Guru yang memiliki banyak inisiatif dan kreatifitas harus akrab dengan berbagai sumber keilmuan, selalu up to date dan tidak kehabisan akal untuk menelurkan ide-ide, menyusun strategi pembelajaran yang efektif, dan menciptakan media pembelajaran yang menarik. Guru tidak boleh kering inspirasi karena akan mudah terserang penyakit-penyakit profesi seperti kusta (kurang strategi), kutil (kurang terampil), dan lesu (lemah sumber). Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan dan pemahaman peserta didik setelah menerima materi pelajaran yang diberikan.

Guru mandiri sebaiknya juga terbuka dan bisa menerima pendapat orang lain. Menurut reber guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman kerja, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Guru juga mau menerima kritik dengan ikhlas dan memiliki respon terhadap pengalaman emosional orang lain. Keterbukaan psikologis sangat diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik. Jika seorang guru memiliki keterbukaan diri, maka akan lebih mudah menyesuaikan diri.

Selain terbuka, guru mandiri juga harus bisa menghargai waktu dengan baik. Guru yang menghargai waktu akan selalu berusaha melaksanakan segala tugas tepat waktu dan tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Dengan berlatih mengatur waktu secara baik maka guru memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan produktifitas. Belajar menghargai waktu juga sama saja dengan menghargai anugerah tuhan, dirinya sendiri, dan orang lain. Untuk itu mulailah dari diri kita membudayakan tepat waktu agar lebih mengetahui arti pentingnya waktu dalam kehidupan.

Aspek terakhir yang harus dimiliki oleh guru mandiri adalah siap menerima perubahan apapun. Pendidikan di indonesia terkenal tentatif atau sementara yang memang terlihat dari seringnya terjadi perubahan kebijakan atau kurikulum dalam kurun waktu relatif singkat. Parahnya, kebanyakan guru biasanya selalu menunggu aba-aba dari pemerintah untuk berubah, dan jika perubahannya tidak sesuai dengan keinginan ataupun kemampuan maka terkena virus kegelisahan (galau). Guru yang bertindak seperti ini akan susah berkembang, mudah depresi, dan terperangkap dalam ketidakpastian.[2]

 

3.      Membentuk guru yang berkualitas dalam kemandirian

Ada beberapa cara untuk membentuk guru yang berkualitas dalam kemandirian :[3]

a.       Guru harus memiliki kepribadian  yang bernilai sebagai  pedoman hidup dan nilai kehidupan yang meliputi sifat pribadinya yang harus baik. Artinya dapat dipercaya  dan dijadikan panutan oleh siswanya. Segala gerak langkah  seorang guru  akan dinilai oleh lingkungan terutama siswa-siswinya. Tentang kedisiplinan , tanggung jawab, sikap,  kecerdasan dan tutur katanya sangat diperhatikan  oleh anak didiknya. Walau demikian seorang guru juga memikirkan  bagaimana penampilan  di depan siswa agar tidak terjadi kebosanan  dan sikap kemasabodohan pada siswa berkembang. Guru harus dapat tampil luwes, dapat menyelami pikiran dan perasaan siswa , suka humor yang ringan-ringan, peka, adil terhadap semua siswa dan tanggap terhadap situasi.

b.      Guru harus memiliki  tanggung jawab untuk bertindak. Pembuatan seperangkat administrasi pembelajaran merupakan tanggung jawab guru yang mesti dilakukan. Sekali pun guru memiliki  tanggung  jawab untuk bertindak yang berarti terkandung suatu kebebasan  akan tetapi nilai-nilai kehidupan tetap melekat erat pada diri seorang guru. Sehingga tuntutan tugas  dari pengabdian seorang guru sering  berlawanan. Misalnya, dalam bekerja hendaknya santai namun harus selesai dan tuntas,  antara konflik pribadi namun tetap harus  rukun baik dengan siswa, rekan seprofesi maupun  terhadap atasan, dan bebas dalam menentukan langkah namun penuh tanggung jawab.

c.       Guru harus memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja. Dalam melaksanakan panggilan jiwanya sebagai pendidik, guru memang harus rela berkorban demi kemajuan dan peradaban siswanya. Apabila guru bekerja hanya semata-mata mengharapkan  adanya penghasilan ( reward ) maka segala gerak  dan langkahnya akan diperhitungkan  berdasarkan pendapatan yang akan diterimanya. Akibat dari guru yang demikian ini siswa akan terbengkelai, tidak melakukan proses  pembelajaran yang memadai. Sebaliknya, guru yang diharapkan  adalah  guru yang dalam melakukan tugasnya  didasarkan  atas motivasi yang tinggi, ikhlas mengabdi, semangat yang tinggi dan mandiri. Guru yang demikian inilah sesungguhnya guru ideal.

d.      Guru harus memilki jiwa  pendidik dan membekali  diri sebagai guru yang terdidik. Artinya memahami bahwa  melaksanakan tugas  sebagai guru mengandung  tantangan yang tidak sederhana. Di satu sisi  harus  menerima  siswa  apa  adanya di sisi lain harus mampu menyelami alam pikiran siswa. Guru hendaknya sanggup bersikap empatik, pencetus ide, menuntun dan memberikan semangat kepada siswa untuk berkembang lebih jauh  melakukan sesuatu yang baru dan memberikan semangat kepada setiap siswa tanpa terpaku pada  tarap kemampuan intelektual atau tingkat motivasi belajarnya.

Guru  yang  mandiri akan tampil menyenangkan siswa karena  ia kreatif dalam mencetuskan ide-ide baru. Di samping itu jiwa pendidik lainnya adalah sebagai evaluator, mampu memberikan hukuman yang mendidik dan memberikan pujian yang menyemangatkan siswa. Hukuman diberikan supaya siswa menghilangkan apa yang salah sedangkan pujian diberikan supaya siswa  mengulang kembali apa yang tepat. Jiwa disiplin  dalam kelas juga harus dijaga. Maka guru yang baik  pasti melakukan hal ini dengan tujuan menciptakan suasana aman yang memungkinkan siswa untuk belajar.

e.       Guru harus memiliki ilmu kependidikan. Dikaitkan dengan keberhasilan siswa dalam belajar, keberhasilan proses pembelajaran  dipengaruhi oleh kepiawaian seorang tenaga pengajar. Efektivitas guru dan cara guru menopang usaha belajar siswa inilah yang diharapkan tampak pada siswa.

Keterampilan didaktis yang dimiliki guru tercermin pada kreativitas pengajarannya. Kreativitas sendiri tergantung dari cara guru menyajikan materi, cara guru memberikan pujian, cara guru mengaktifkan siswa agar merasa terlibat dalam proses belajar dan cara guru mrmberikan informasi kepada siswa.

 



[1] Tarbani Rusyan, kemampuan dasar guru dalam proses belajar-mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 1992)
[3] Suparlan, menjadi guru yang efektif, (Yogyakarta: HIKAYAT, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar